Pengamatan Pelaksanaan KBM di Kelas
SUPERVISI
STANDAR PROSES
(
PENGAMATAN PELAKSANAAN KBM DI KELAS )
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pada sebuah lembaga pendidikan khususnya
sekolah, guru memiliki peran yang sangat penting dalam proses pencapaian tujuan
pendidikan. Guru merupakan ujung tombak
yang secara langsung bersentuhan dengan anak didik. Sehingga guru benar-benar
harus memiliki kompetensi sesuai yang dipersyaratkan untuk menjadi seorang
pendidik di sekolah.
Dari ke empat kompetensi yang disebutkan
di atas, salah satu kompetensi yang harus ditunjukkan guru dalam kelas adalah
kompetensi pedagogik. Yaitu kompetensi
yang berkenaan dengan kemampuan pemahaman terhadap peserta didik, perancangan
dan pelaksanaan pembelajaran, serta evaluasi hasil belajar.
Melihat kondisi yang ada saat ini, bahwa
terjadinya kesenjangan yang cukup signifikan antara nilai hasil belajar dalam
raport dengan nilai Ujian Nasional, maka perlu kiranya dicari titik
permasalahan terjadinya kesenjangan tersebut.
Dari hasil pengamatan pelaksanaan pengawasan bahwa perlu adanya
pengamatan secara langsung terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas
yang dilakukan oleh guru. Sehingga dari
pengamatan secara langsung dalam kelas tersebut diharapkan diperoleh gambaran
secara riil tentang kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di
kelas.
Pengamatan terhadap pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar di kelas ini meliputi 3 (tiga) aspek kegiatan guru, yaitu : a)
kegiatan pendahuluan, b)kegaitan inti, dan c) kegiatan penutup. Di mana pengamatan tersebut dilakukan secara
langsung dalam kelas dengan melalui sebuah intrumen yang telah disiapkan.
B. Dasar
Yang
menjadi dasar dari kegitan ini adalah :
1. UU
Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Indonesia
2. Permendikbud
Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah
3. Permendikbud
Nomor 34 Tahun 2018 Tentang Standar Nasional Pendidikan SMA-MAK
4. Surat
Tugas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Timur Nomor :
090.1/353/Disdikbud.XIa/2019
5. Program
Kerja Pengawas Sekolah
C. Tujuan
Tujuan
dari kegiatan ini adalah : untuk meningkatkan kompetensi guru dalam
Pelaksanakan Proses Pembelajaran di Kelas
D. Sasaran
Yang
menjadi sasaaran dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah guru-guru mata pelajaran
di sekolah-sekolah jenjang SMA dan SMK di wilayah Kabupaten Kutai Timur
Provinsi Kalimantan Timur. Di mana
jumlah guru di masing-masing sekolah menyesuaikan jumlah guru dan jumlah tim
yang hadir dalam pelaksanaan supervisi tersebut.
E. Waktu
Pelaksanaan
Menginga
letak geografis Kabupaten Kutai Timur yang sangat luas dan jumlah personel /
pengawas sekolah yang terbatas, maka kegiatan ini dilaksanakan selama kurang
lebih 1,5 bulan yaitu pada bulan Peburari 2019 hingga pertengahan Maret 2019
F. Tim
Pelaksana
Tim
pelaksana kegiatan ini terdiri dari para pengawas jenjang SMA dan SMK yang
bertugas di wilayah Kabupaten Kutai Timur, yaitu :
1. Purwoko,
S.Pd.,M.Si Ketua
TIM/Korwil Kabupaten Kutim
2. Paeran Sekretaris
TIM / Ketua MKPS Kabupaten
Kutai Timur
3. Drs.
Mujiadi, M.Si Anggota
4. Drs.
Piter Kombongkila, M.Si Anggota
5. Drs.
Rivani Arief, M.Si Anggota
6. Drs.
Susiawan Widodo, M.Pd Anggota
7. Dullah,
S.Pd I Anggota
BAB
II
PELAKSANAAN
KEGIATAN
A. Pelaksanaan
Supervisi Standar Proses yang dilaksanakan
dengan melakukan pengamatan kegiatan belajar mengajar di kelaas, dilakukan
secara acak untuk masing-masing sekolah dengan dengan jumlah guru menyesuaikan
kondisi sekolah dengan mata pelajaran sesuai pada hari saat dilakukan kunjungan
dengan jadwal pelajaran yang sudah ada.
Pengamatan Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas, dilakukan oleh tim yang
telah dibentuk oleh koordinator wilayah dengan jumlah yang bervariasi sesuai
dengan kondisi sekolah.
Pelaksanaan kegiatan supervisi mencakup
seluruh sekolah SMA dan SMK yang berada
di wilayah Kabupaten Kutai Timur, yaitu :
Tabel
: 2.1. Jumlah Guru Sasaran Supervisi Jenjang SMA
ZONA
|
Kecamatan
|
SATUAN PENDIDIKAN
|
||
SMA
|
Jumlah Guru
|
|||
I
|
Sangatta Utara
|
1
|
SMAN 1 Sangatta Utara
|
4
|
2
|
SMAN 2 Sangatta Utara
|
4
|
||
Sangatta Selatan
|
3
|
SMAN 1 Sangatta Selatan
|
4
|
|
Bengalon
|
4
|
SMAN 1 Bengalon
|
6
|
|
Rantau Pulung
|
5
|
SMAN 1 Rantau Pulung
|
4
|
|
Teluk Pandan
|
6
|
SMAN 1 Teluk Pandan
|
4
|
|
II
|
Sangkulirang
|
7
|
SMAN 1 Sangkulirang
|
6
|
Kaliorang
|
8
|
SMAN 1 Kaliorang
|
6
|
|
Kaubun
|
9
|
SMAN 1 Kaubun
|
6
|
|
Sandaran
|
10
|
SMAN 1 Sandaran
|
0
|
|
III
|
Muara Wahau
|
11
|
SMAN 1 Muara Wahau
|
6
|
12
|
SMAN 2 Muara Wahau
|
6
|
||
Kongbeng
|
13
|
SMAN 1 Kongbeng
|
6
|
|
14
|
SMAS Bakti Sejahtera Kongbeng
|
4
|
||
IV
|
Muara Ancalong
|
15
|
SMAN 1 Muara Ancalong
|
5
|
16
|
SMAN 2 Muara Ancalong
|
2
|
||
Muara Bengkal
|
17
|
SMAN 1 Muara Bengakal
|
5
|
|
Long Mesangat
|
18
|
SMAN 1 Long Mesangat
|
5
|
|
Busang
|
19
|
SMAN 1 Busang
|
2
|
|
20
|
SMAN 2 Busang
|
2
|
||
Batu Ampar
|
21
|
SMAN 1 Batu Ampar
|
5
|
|
Jumlah ....
|
92
|
|||
Sumber
: Hasil Supervisi
Tabel
: 2.2. Jumlah Guru Sasaran Supervisi Jenjang SMK
ZONA
|
Kecamatan
|
SATUAN PENDIDIKAN
|
||
SMK
|
Jumlah Guru
|
|||
I
|
Sangatta Utara
|
1
|
SMKN 1 Sangatta Utara
|
3
|
2
|
SMKN 2 Sangatta Utara
|
4
|
||
3
|
SMKS Muhammadiyah Sangatta Utara
|
4
|
||
4
|
SMKS Islam Nurul Hikmah Sangatta Utara
|
2
|
||
5
|
SMKS Persada Sangatta Utara
|
1
|
||
Sangatta Selatan
|
6
|
SMKS Hasanuddin Sangatta Selatan
|
0
|
|
7
|
SMKS Singa Geweh Sangatta Selatan
|
3
|
||
Bengalon
|
8
|
SMKN 1 Bengalon
|
7
|
|
9
|
SMKN 2 Bengalon
|
4
|
||
10
|
SMKS Al Kautsar Bengalon
|
3
|
||
Rantau Pulung
|
11
|
SMKN 1 Rantau Pulung
|
3
|
|
Teluk Pandan
|
12
|
SMKS Kutim Cemerlang Teluk Pandan
|
3
|
|
II
|
Sangkulirang
|
13
|
SMKN 1 Sangkulirang
|
3
|
14
|
SMKN 2 Sangkulirang
|
4
|
||
15
|
SMKS Muhammadiyah Sangkulirang
|
6
|
||
16
|
SMKS Tri Daya Harapan Sangkulirang
|
6
|
||
Kaliorang
|
17
|
SMKN 1 Kaliorang
|
6
|
|
Karangan
|
18
|
SMKN 1 Karangan
|
4
|
|
III
|
Telen
|
19
|
SMKN 1 Telen
|
4
|
Muara Wahau
|
20
|
SMKN 1 Muara Wahau
|
5
|
|
Kongbeng
|
21
|
SMKN 1 Kongbeng
|
5
|
|
22
|
SMKS Hidayatul Muftadi'in Kongbeng
|
5
|
||
IV
|
Muara Bengkal
|
23
|
SMKN 1 Muara Bengakal
|
5
|
Jumlah ....
|
90
|
|||
Sumber
: Hasil Supervisi
Jumlah seluruh guru yang menjadi sasaran
dalam kegiatan supervisi ini adalah : 182
guru yang terdiri dari 92 guru jenjang SMA dan 90 guru jenjang SMK
dengan beragam jenis mata pelajaran yang diampu oleh guru yang bersangkutan.
Khusus untuk SMAN 1 Sandaran tidak ada
guru yang di supervsi, dikarenakan TIM Supervisi tidak bisa menjangkau wilayah
tersebut sebagai akibat dari letak geografis yang sullit dijangkau terlebih
pada saat musim hujan. Dan selain sulit
dijangkau juga butuh biaya besar untuk transportasinya.
Selain SMAN 1 Sandaran, SMKS Hasanuddin
Sangatta Selatan juga tidak ada guru yang di supervisi, disebabkan sekolah
tersebut saat ini tidak memiliki peserta didik ditingkat sepuluh dan
sebelas. Atau saat ini hanya memiliki
peserta didik tingkat dua belas saja yang saat pelaksanaan supervisi sedang
melakukan persiapan ujian nasional.
Sekolah yang menjadi sasaran dalam
kegiatan supervisi standar proses dalam pengamatan kegiatan belajar mengajar di
kelas terdiri dari :
1. SMA
Negeri = 20 sekolah
2. SMA
Swasta = 1 sekolah
3. SMK
Negeri = 13 sekolah
4. SMK
Swasta = 10 sekolah
Jumlah sekolah seluruhnya yang menjadi
sasaran supervisi adalah 21 SMA dan 23 SMK dengan total : 43 sekolah yang
meliputi 18 Kecamatan di wilayah Kabupaten Kutai Timur Provinsi Kalimantan
Timur.
B. Hambatan
Yang Dihadapi
Dalam
pelaksanaan kegiatan supervisi standar proses ini, khususnya pengamatan
langsung kegiatan belajar mengajar guru di kelas secara umum dapat berjalan
dengan lancar sesuai jadwal yang telah disusun.
Namun demikian bukan berarti tidak terdapat hambatan. Hambatan-hambatan yang ada dihadapi oleh tim
atau pengawas dilapangan antara lain :
1. Sumber
Daya Manusia
Terbatasnya
jumlah pengawas yang menjadi TIM Supervisi sangat menyulitkan Tim untuk
melakukan supervisi secara merata pada masing-masing sekolah. Di sisi lain terbatasnya kompetensi pengawas
sebagai Tim Supervisi juga turut menjadi kendala dalam pelaskanaan
supervisi. Kompetensi pengawas yang
tidak merata sebagai akibat kurang meratanya pendidikan-pendidikan kepengawasan
yang diikuti oleh masing-masing pengawas.
Selain itu juga kemampuan mengembangkan diri pengawas yang relatif
berbeda-beda
2. Geografis
Luasnya
wilayah Kabupaten Kutai Timur juga mempengaruhi kelancaran dari pada
pelaksanaan supervisi ini. Sulitnya
medan yang harus ditempuh untuk menjangkau kecamatan-kecamatan ditambah pada
saat musim hujan mengakibatkan jadwal yang telah disusun menjadi berubah. Jarak tempuh terjauh antar kecamatan, atau
dari pusat kota yang mencapai 8 (delapan) jam perjalanan darat juga menjadi
kendala tersendiri dengan kondisi jalan kering, jika saat hujan bisa lebih dari
itu atau mungkin menginap di jalan
3. Sarana
Transportasi
Terbatasnya
sarana transportasi antar kecamatan atau dari pusat kota sangatta menjadikan
susahnya Tim Supervisi dalam menjangkau sekolah sasaran. Tidak adanya kendaraan operasioanal pengawas
juga turut memperberat masalah yang harus dilalui oleh Tim Supervisi
4. Pembiayaan
Tidak
adanya biaya operasional lapangan yang diberikan pada pengawas oleh Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Timur, menjadikan pelaksanaan
supervisi tidak berjalan dengan lancar.
Karena untuk menjangkau kecamatan-kecamatan di luar Sangata, Tim Supervisi
harus mengeluarkan biaya transportasi, biaya penginapan, termasuk biaya makan
selama dalam bertugas.
C. Pembahasan
1. Sekolah
Menengah Atas
Kegiatan
supervisi standar proses, khususnya pada pengamatan pelaksanaan KBM jenjang
SMA, Tim supervisi telah melakukan pengamatan pada 92 guru jenjang SMA yang
meliputi seluruh mata pelajaran yang ada di sekolah. Di mana diharapkan dari
jumlah tersebut dapat memberikan gambaran riil pada kompetensi guru SMA pada
masing-masing mata pelajaran.
Sebaran
jumlah mata pelajaran dan guru SMA yang di supervisi adalah sebagai berikut :
Tabel
: 2.3 Jumlah Guru SMA Sasaran Supervisi berdasarkan mata pelajaran
No
|
Mata Pelajaran
|
Guru
|
1
|
Pendidikan Agama
|
14
|
2
|
PPKn
|
7
|
3
|
Bahasa Indonesia
|
5
|
4
|
Sejarah
|
8
|
5
|
Geografi
|
6
|
6
|
Ekonomi
|
3
|
7
|
Matematika
|
8
|
8
|
Bahasa Inggris
|
3
|
9
|
Penjaskes OR
|
6
|
10
|
Fisika
|
3
|
11
|
Kimia
|
4
|
12
|
Biologi
|
3
|
13
|
Sosiologi
|
8
|
14
|
Seni Budaya
|
5
|
15
|
KWU/Kerajinan/Kewirausahaan
|
1
|
16
|
Bimbingan Konseling
|
8
|
Jumlah ....
|
92
|
Sumber
: Hasil Supervisi
Perbandingan
jumlah mata pelajaran dan guru yang menjadi sasaran supervisi dapat dilihat
pada diagram berikut :
Grafik
: 2.1 Sasaran
Supervisi Guru SMA Berdasarkan Mata Pelajaran

Sumber
: Diolah dari hasil supervisi
Dari grafik tersebut di atas, bahwa guru
yang paling banyak menjadi sasaran supervisi adalah guru dengan mata pelajaran
pendidikan agama yang mencapai 14 (empat belas) guru. Dan guru yang paling sedikit disupervisi
adalah guru mata pelajaran kewirausahaan.
Selanjutnya jika dilihat dari hasil
pelaksanaan supervisi pada pengamatan kegiatan belajar mengajar di kelas dapat
dilihaat pada tabel berikut :
Tabel : 2.4 Hasil
Pengamatan KBM di Kelas Guru SMA
No
|
Rentang Nilai
|
Kriteria
|
Guru
|
%
|
1
|
0 - 60
|
Sangat Kurang
|
9
|
9,78
|
2
|
61 - 70
|
Kurang
|
15
|
16,30
|
3
|
71 - 80
|
Cukup
|
26
|
28,26
|
4
|
81 - 90
|
Baik
|
37
|
40,22
|
5
|
91 - 100
|
Sangat Baik
|
5
|
5,43
|
Jumlah ....
|
92
|
100
|
||
Sumber
: Hasil Supervisi
Jika
tabel di atas dibuat dalam grafik, maka akan nampak seperti berikut ini :
Grafik
: 2.2 Hasil
Pengamatan KBM di Kelas Guru SMA

Sumber
: Diolah dari hasil supervisi
Dari 92 guru SMA di Kabupaten Kutai Timur
yang diamati secara langsung dalam melakukan kegiatan belajar mengajar hanya 5
guru atau 5,43% saja yang memperoleh predikat “sangat baik”, 37 guru atau 40,22% dengan predikat “baik”,
dan 26 guru atau 28,26% dengan predikat
“cukup”. Selanjutnya yang sangat
memperihatinkan adalah masih terdapat sebesar 16,30% atau15 guru dengan
predikat “kurang” dan 9,78% atau sebanyak 9 guru dengan predikat “sangat
kurang”.
Guru yang memperoleh predikat “kurang” dan
“sangat kurang” mempunyai kelemahan pada seluruh aspek kegiatan guru dalam
mengajar, yaitu ; pada kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup. Selain itu juga kegiatan guru tersebut tidak
sinkron antara pelaksanaan dikelas dengan skenario yang dirancang dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Lebih memperihatinkan bahwa guru tersebut tidak
/ belum memiliki atau menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai
acuan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas.
Melihat data perolehan skore hasil
pengamatan KBM di kelas guru SMA di atas terutama yang memperoleh predikat “kurang”
dan “sangat kurang” yang mencapai angka 26,09% atau sebanyak 14 guru, maka
guru-guru tersebut harus diberikan penguatan dalam peningkatan kompetensinya
terutama kompetensi pedagogik.
Namun demikian guru SMA yang sudah baik
dalam melakukan proses KBM dikelas mencapai 45,65% atau 42 guru yaitu dengan
predikat “baik” dan “sangat baik” ditambah dengan guru yang memperoleh predikat
“cukup” yakni 28,26% atau sebanyak 26 guru.
2. Sekolah
Menengah Kejuruan
Kegiatan supervisi standar proses,
khususnya pada pengamatan pelaksanaan KBM jenjang SMK, Tim supervisi telah
melakukan pengamatan pada 90 guru jenjang SMK yang meliputi seluruh mata
pelajaran yang ada di sekolah. Di mana diharapkan dari jumlah tersebut dapat
memberikan gambaran riil pada kompetensi guru SMK pada masing-masing mata
pelajaran
Sebaran jumlah mata pelajaran dan guru SMA
yang di supervisi adalah sebagai berikut :
Tabel
: 2.5 Jumlah Guru Guru
SMK Sasaran Supervisi Berdasarkan Mata Pelajaran
No
|
Mata Pelajaran
|
Guru
|
1
|
Pendidikan Agama
|
18
|
2
|
PPKn
|
5
|
3
|
Bahasa Indonesia
|
9
|
4
|
Sejarah
|
6
|
5
|
Ekonomi
|
3
|
6
|
Matematika
|
11
|
7
|
Bahasa Inggris
|
5
|
8
|
Penjaskes OR
|
5
|
9
|
IPA
|
1
|
10
|
Fisika
|
1
|
11
|
Kimia
|
1
|
12
|
Biologi
|
1
|
13
|
Seni Budaya
|
0
|
14
|
KWU/Kerajinan/Kewirausahaan
|
1
|
15
|
Bimbingan Konseling
|
3
|
16
|
Produktif / Kejuruan
|
20
|
Jumlah ....
|
90
|
Sumber
: Hasil Supervisi
Perbandingan
jumlah mata pelajaran dan guru yang menjadi sasaran supervisi dapat dilihat
pada diagram berikut :
Grafik
: 2.3 Sasaran Supervisi Guru SMK
Berdasarkan Mata Pelajaran

Sumber
: Diolah dari hasil supervisi
Dari grafik tersebut di atas, bahwa guru
yang paling banyak menjadi sasaran supervisi adalah guru dengan mata pelajaran produktif
atau kejuruan yang mencapai 20 (dua puluh) guru dan disusul mata pelajaran
pendidikan agama. Dan guru yang paling
sedikit disupervisi adalah guru mata pelajaran seni budaya yaitu 0.
Selanjutnya jika dilihat dari hasil pelaksanaan
supervisi pada pengamatan kegiatan belajar mengajar di kelas dapat dilihaat
pada tabel berikut :
Tabel : 2.6 Hasil
Pengamatan KBM di Kelas Guru SMK
No
|
Rentang Nilai
|
Kriteria
|
Guru
|
Persentase
|
1
|
0 - 60
|
Sangat Kurang
|
7
|
7,78
|
2
|
61 - 70
|
Kurang
|
11
|
12,22
|
3
|
71 - 80
|
Cukup
|
17
|
18,89
|
4
|
81 – 90
|
Baik
|
47
|
52,22
|
5
|
91 - 100
|
Sangat Baik
|
8
|
8,89
|
Jumlah
|
90
|
100
|
||
Sumber
: Hasil Supervisi
Selanjutnya
dari data dalam tabel di atas, jika dilihat dalam bentuk grafik seperti berikut
ini.
Grafik
: 2.4 Hasil
Pengamatan KBM di Kelas Guru SMK

Sumber
: Diolah dari hasil supervisi
Untuk guru SMK lebih dari setengah guru
yang diamati dalam pelaksanaan KBM saat
mengajar di kelas yang memperoleh rentang nilai 81 – 90 mencapai 47 guru atau
52,22% dan 8 guru dengan rentang nilai 91 – 100 atau 8,89% dari keseluruhan
guru yang di supervisi. Ini artinya guru-guru SMK 61,11% guru telah melakukan
proses KBM dengan baik sesuai dengan ketentuan yang telah diatur dalam
peraturan perundagan khsususnya dalam Standar Proses.
Di sisi lain masih terdapat 17 guru atau
18,89% yang masih termsuk dalam predikat “cukup” ini harus menjadi perhatian
dalam peningkatan kompetensi guru khususnya kompetensi pedagogik. Dan yang lebih menjadi perhatian adalah masih
adanya guru SMK dalam KBM yang masih memperoleh nilai “kurang” sebanyak 11guru
atau 12,22% dan nilai “sangat kurang” sebanyak
7 guru atau 7,78%. Sehingga
sebanyak 18 guru SMK atau 20% guru yang menjadi sasaran supervisi harus
benar-benar menjadi prioritas dalam peningkatan kompetensi terutama kompetensi
pedagogik.
Dari data hasil supervisi standar proses
dalam pengamatan KBM di Kelas baik guru SMA maupun SMK diperoleh gambaran bahwa
perlunya suatu tindakan dalam upaya meningkatkan kompetensi guru-guru terutama
kompetensi pedagogik. Tindakan yang bisa
dilakukan adalah bisa melalui pembinaan secara langsung baik oleh teman sebaya,
kepala sekolah, pengawas pembina, dan atau dinas terkait.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan
hasil supervisi standar proses dengan pengamatan KBM di kelas dapat disimpulkan
bahwa :
1. Masih
terdapat guru yang mengajar dikelas dengan kompetensi yang masih harus
ditingkatkan terutama yang memeroleh skore dengan predikat “cukup”,“kurang”,
dan “sangat kurang” yaitu : SMA mencapai 50 guru atau 54,35% dari jumlah guru
yang diamati. Dan SMK mencapai 35 guru
atau 38,89% dari jumlah guru SMK yang diamati.
2. Guru
yang mengajar dikelas dengan baik atau telah memiliki kompetensi yang
dipersyaratkan sesuai dalam standar proses. Dalam artian guru yang dimaksud telah
mendapatkan skore dengan predikat “baik” dan “sangat baik” adalah : SMA
mencapai 42 guru atau 45,65% dan SMK mencapai 55 guru atau sebasar 61,11% dari
jumlah guru SMK yang diamati.
3. Perlunya
pembinaan lebih lanjut terhadap guru yang masuk dalam predikat “cukup” dan
lebih utama pada guru yang masuk dalam predikat “kurang” dan “sangat
kurang’. Pembinaan dapat dilakukan
dengan teman sebaya yang sudah baik dalam mengajarnya, atau oleh kepala sekolah
yang bersangkutan. Lebih lanjut
pembinaan bisa dilakukan oleh pengawas pembina langsung dan atau intansi
terkait dapat menyertakan atau menyelenggarakan diklat-diklat bagi guru-guru
tersebut.
4. Terbatasnya
pembiayaan dan sarana transaportasi menjadi kendala pengawas dalam melakukan
supervisi atau pembinaan terhadap guru dan atau sekolah utamanya
kecamatan-kecamatan yang jauh secara geografis
5. Terbatasnya
SDM baik dari segi kuantitas maupun kualitas juga menjadi kendala dalam
pelaksanaan kegiatan supervisi dalam pengamatan KBM di Kelas ini.
B. Rekomendasi
Berdasarkan
simpulan di atas, ada beberapa hal yang perlu kami rekomendasikan kepada :
1. Guru
yang bersangkutan : hendaknya selalu belajar untuk meningkatkan kompetensi
sebagai seorang guru terutama kompetensi pedagogiknya
2. Kepala
Sekolah : hendaknya selalu memantau, membina, dan mengevaluasi perkembangan
guru-guru yang ada disekolahnya.
Sehingga kepala sekolah dapat mengetahui secara persis apa yang harus
dilakukan untuk selalu meningkatkan kompetensi guru-gurunya baik kompetensi
pedagogik maupun kompetensi yang lainnya
3. Pengawas
sekolah : sebagai pengawas sekolah harus selalu melakukan pembinaan pada
sekolah maupun guru binaannya. Di sisi
yang lain pengawas sekolah sebagai pembina juga harus selalu mengembangkan diri
untu meningkatkan kompetensinya sehingga dapat melakukan pembinaan secara
maksimal terhadap guru dan atau sekolah binaannya
4. Dinas
Terkait : dalam hal ini adalah Dinas Pendidikan dan Kebudayan Provinsi
Kalimantan Timur, hendaknya dapat memberikan bantuan pembiayaan dalam
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Pengawas terutama pada daerah-daerah yang
membutuhkan biaya tinggi. Juga perlunya
pengawas diberikan kendaraan operasional guna mendukung pelaksanaan pembinaan
terhadap guru dan atau sekolah binaannya.
=======
Hasil supervisi masing-masing sekolah dapat di unduh pada link di bawah ini :
SMA
SMK

Tidak ada komentar:
Posting Komentar